Perjuangan Rio Haryanto Pada Bangsa Yang Melecehkannya


Rio Haryanto, bocah malang yang lahir dan besar di Indonesia. Bocah malang karena ia terlalu setia dengan indonesia. Bocah malang karena mimpinya melaju di jalanan GP Formula 1 masih dianggap terlalu tinggi dan terlalu mahal untuk negara ini..

Paling tidak masih terlalu mahal dibandingkan biaya studi banding ke luar negeri para anggota dewan yang katanya untuk kemajuan bangsa ini tapi kenyataannya untuk kemajuan perut para anggota dewan.

Penghinaan di GP Turki


Tidak ada yang mengenal namanya saat tampil di GP Turki. Ia hanya dianggap pelengkap saja apalagi saat itu tidak ada yang mengenal Rio Haryanto.

Tapi yang kemudian ia melaju di luar kendali dan keluar sebagai juara. Pihak penyelenggara kelabakan karena tidak menyediakan bendera merah putih dan tidak ada lagu kebangsaan merah putih disana.

Akhirnya mereka memutuskan menggunakan bendera Polandia yang dipasang terbalik untuk menggantikan ketiadaan bendera merah putih. Rio Haryanto juga akhirnya menyanyi sendiri saat bendera dinaikkan karena pihak penyelenggara tidak menyiapkan lagu Indonesia Raya

Penghinaan GP3 Silverstone, Inggris


Saat di GP3 Silverstone, Inggris ia tampil terlalu perkasa. Tidak ada yang bisa melewati Rio kala itu, ia terus melaju meninggalkan lawannya hingga pihak penyelenggara menuduhnya berbuat curang, dan memintanya untuk membongkar mobil yang digunakan Rio.

Rio mempersilahkan mereka untuk membongkar mobil yang digunakan Rio membalap. Tapi tuduhan itu tidak pernah terbukti. Tidak ada komponen ilegal yang digunakan oleh Rio.

Penawaran kewarganegaraan negara lain


Gemilangnya Rio Haryanto membuat banyak negara kepincut dengannya. Penghinaan selanjutnya adalah beberapa negara memintanya pindah kewargaa negaraan, karena di Indonesia dia tak kan mungkin didanai untuk mimpinya.

Tanpa diduga, ia menolaknya..

Entah apa yang dipikirkan oleh Rio Haryanto, dia terlalu setia bagi negara ini. Ia tetap ingin mengibarkan bendera merah putih di ajang GP 1. Tapi sayang, kesetiaannya sama sekali tidak dianggap di negeri ini.

Kesetiaan dan kecintaannya terhadap negeri ini sama sekali tidak ada artinya dibandingkan studi banding dan proyek prestisius para anggota dewan yang katanya untuk memajukan negeri ini.

Mimpi Rio untuk berlaha di F1 pupus sudah, karena dana sumbangan pemerintah sudah dipastikan ditolak oleh DPR sedangkan dana dari Pertamina tidak bisa keluar kalau tak ada tambahan dari pemerintah. Dana untuk Rio dianggap terlalu besar karena hanya dikeluarkan untuk dirinya sendiri.

Mungkin sih dana yang disetujui oleh DPR itu adalah dana dana yang bisa dijadikan bancakan rame rame para anggota dewan. Seperti kasus yang sudah terjadi sebelumnya, E -KTP, PON Riau, atau wisma atlet, sapi impor ataupun hambalang. Dana untuk proyek seperti itu akan mengalir sangat deras, bahkan terlalu deras sampai mereka bingung mau dibuat bancakan sama siapa saja dana dana itu.

Kalau cuma buat seorang bocah malang seperti Rio Haryanto, biarlah dia meratapi nasibnya sendiri, biarkan dia bangun dari mimpinya, dan mulai menerima kenyataan kalau dia lahir dan bernegara Indonesia.